Sutradara Gemilang, Hanung Bramantyo. Foto : Google.com |
Kesuksesan yang diraihnya bukanlah jalan yang mudah. Perjuangan yang panjang dan kerja keras berliku mengiringi perjalanan karir gemilangnya. Kini dia terkenal karena segudang prestasi Sineasnya di Indonesia. Dialah Hanung Bramantyo, pria kelahiran Yogyakarta, 1 Oktober 1975.
Dalam kesempatan ini Hanung mencoba berbagi tips dan trik untuk menjadi sutradara sukses. Awalnya dikatakan Hanung, seorang sutradara harus memiliki sifat optimistis sekaligus ikhlas.
" Ketika membuat sebuah film, kita harus yakin dan optimistis itu karya yang terbaik. Karya itu akan laku, penontonnya bisa mencapai lima juta orang bahkan seluruh Indonesia akan menonton. Berikan usaha terbaik. Ibarat cucian, harus diperas sampai airnya habis. Sampai keringatnya habis, " tutur Hanung kepada Okezone.com, di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
Walaupun harus bersikap optimistis, pemilik nama lengkap Setiawan Hanung Bramantyo itu mengingatkan agar para sutradara muda untuk pasrah ketika film tersebut akan tayang di layar lebar. Sebab, lanjutnya, tidak semua ekspektasi dapat terpenuhi.
" Ketika sudah rilis, optimistis harus dibarengi dengan ikhlas dan pasrah. Serahkan kepada Tuhan. Ikhtiar (kerja keras) penting tapi setelah itu harus pasrah karena semua Tuhan yang atur. Marah pasti karena tidak sesuai harapan dan menyalahkan orang lain. Padahal ini salah siapa pun. Kita bisa berupaya tapi semua kembali ke alam, ke Tuhan, " paparnya ramah.
Selain itu, peraih penghargaan Sutradara terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2005 tersebut tidak segan berbagi ilmu tentang sumber inspirasi kreatif semua karyanya. Ternyata resepnya cukup sederhana, yakni memiliki pikiran yang terbuka.
" Saya selalu terbuka dengan siapapun dan ide apapun. Saya percaya, ide yang tadinya jelek kalau kita olah dengan sangat intensif akan jadi gagasan yang bagus, " urai mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) angkatan 1997 itu.
Dia memberi contoh sebuah filmnya yang terinspirasi dari multi level marketing (MLM). Awalnya, Hanung juga pesimistis dengan ide tersebut. Namun, ketika mengenal lebih dekat dengan topik tersebut, dia justru menemukan inspirasi tidak terduga.
" Kita mungkin berpikir apa bagusnya MLM ? Tapi mau tidak mau saya harus buat film tentang ide itu. Saya olah dan selami ide itu, buat seolah-olah ide itu hadir dalam diri saya. Maka, saya akan mengenal dan menyelami ide itu, bahkan mendapatkan hal-hal yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya, " ujar Hanung penuh semangat.
Dengan terbuka terhadap berbagai pemikiran itu, maka karya Hanung tidak pernah kehabisan ide. Meski telah merambah berbagai genre, Hanung mengaku sebagai seorang spesialis drama.
" Itulah yang menjadi menarik dan jadi spirit baru untuk membuat film. Makanya saya meloncat membuat film drama, agama, horor, kolosal, dan sebagainya sehingga tidak pernah merasa kering karena saya selalu membuka diri terhadap apapun. Walaupun sebenarnya saya menspesifikasikan diri saya pembuat film drama. Saya bisa dengan bangga bilang, ketika mengolah drama saya jago, " katanya sembari tertawa. Sumber : news.okezone.com
0 komentar:
Post a Comment
Tuliskan Komentar Anda dibawah ini